Senin, 28 Februari 2011

Kaktus Berjalan Hidup 520 Juta Tahun Lalu

Dugaan para ilmuwan bahwa artropoda atau hewan berbuku-buku berevolusi dari lobopodia atau sejenis cacing mulai menemukan titik terang. Penemuan fosil yang diberi nama "kaktus berjalan" diharapkan menjadi jawabannya.
Sebuah fosil makhluk serupa cacing berkaki 10 yang hidup 520 juta tahun lalu diduga sebagai mata rantai penghubung dalam sejarah evolusi serangga, laba-laba, dan krustasea. Makhluk yang disebut kaktus berjalan itu termasuk kelompok hewan serupa cacing disebut lobopodia, yang diduga sebagai asal-usul artropoda.
"Penemuan kaktus berjalan sangat penting karena sebelumnya kami belum menemukan fosil yang dapat dijadikan acuan dugaan kami," kata Jianni Liu, pemimpin tim peneliti yang melakukan studi terhadap fosil tersebut.
Sebelum penemuan kaktus berjalan, Diania cactiformis, semua anggota lobopodia memiliki tubuh dan tungkai yang lunak. Sementara hewan artropoda memiliki tubuh yang bersegmen (berbuku-buku) serta tungkai yang menyatu dan terlindungi cangkang keras.
Petunjuk evolusi artropoda hingga saat ini terdapat pada cacing beludru yang disebut-sebut sebagai satu-satunya keluarga terdekat bagi seluruh artropoda. Setelah sebelumnya sempat diduga sebagai siput, hewan yang hidup di tanah ini hampir seluruh bagian tubuhnya lunak, kecuali cakar dan rahangnya.
Menurut Graham Budd, profesor paleobiologi di Uppsala University, Swedia, yang tidak terlibat dalam studi, penemuan kaktus berjalan akan mengisi sejarah evolusi di antara cacing beludru dan artropoda modern, yang dalam hal jumlah dan keragamannya merupakan kelompok hewan terbesar di bumi.
Namun, ia belum yakin kaki keras pada kaktus berjalan diwariskan langsung pada hewan artropoda modern. "Sebagai contoh, bisa saja kaktus berjalan bukan relasi dekat artropoda modern dan kaki kerasnya telah berevolusi berkali-kali. Selain itu, mungkin juga tubuh artropoda primitif mengeras sebelum kakinya," kata Budd.
Oleh karena itu, Budd mengatakan masih ingin melihat bukti lebih lanjut pada materi-materi fosil yang akan datang. Fosil-fosil baru, terutama yang berasal dari China, telah membantu memperjelas sejarah evolusi artropoda. Selama lebih kurang satu dekade ini, para ilmuwan telah memiliki beberapa konsensus tentang sejarah itu.

Selasa, 22 Februari 2011

10 Ilmuan-Ilmuan paling genius di dunia

Mereka dikenal karena otaknya genius, temuannya yang berpengaruh pada dunia. Selain itu mereka juga populer karena nyentrik, agak gila, dan penuh kontroversi. Siapa sajakah mereka? Berikut 10 ilmuwan paling gila menurut LiveScience.com
1. Albert Einstein
Parodi kartun dan komik tentang Einstein banyak dibuat hingga masa kini. Mulai dari rambutnya yang amburadul atau ekspresi wajahnya yang dibuat “melet” atau teorinya sekalipun. Tak bisa dibantah penemu teori relativitas ini sudah jadi selebriti dunia sains. Namanya bahkan identik dengan kata genius dan gila itu sendiri.
2. Leonardo da Vinci
Menyusul popularitas Einstein adalah Leonardo da Vinci. Novel Da Vinci Code, tokoh komik, isu bahwa ia gay adalah bukti bahwa seniman dan ilmuwan Italia ini memang sangat terkenal. Ia juga diketahui sangat nyentrik. Peninggalannya berupa tumpukan buku sketsa, aneka aplikasi teknologi, mesin, tetap abadi sepanjang masa.
3. Nikola Tesla
Kalau yang ini, namanya sempat dikenal sebagai sebuah kelompok musik rock. Sebenarnya sesuai, sebab penemu radio nirkabel dan generator AC inilah yang memulai era elektrik di akhir abad ke-19 dan awal abad 20. Tesla dianggap gila sebab berani mendemonstrasikan bagaimana ia memakai tubuhnya sebagai konduktor listrik.
4. James Lovelock
Dikenal sebagai ilmuwan berwawasan lingkungan dan penemu hipotesa Gaia. Konsep perubahan iklim yang kini diributkan banyak orang sudah diusungnya sejak beberapa dekade silam. Lelaki kelahiran 1919 ini pernah memprediksikan bahwa tahun 2100 akan terjadi kematian massal terhadap 80 persen umat manusia. Wow! Akan terbukti jugakah?
5. Jack Parsons
Jack Parsons dikenal sebagai salah satu pendiri Jet Propulsion Laboratory. Tapi sesungguhnya ia juga sibuk berlatih sulap dan menyebut dirinya Antikris. Ia tidak pernah mengenyam pendidikan formal tapi mampu mengembangkan bahan bakar roket dan sukses mengantarkan Amerika Serikat ke angkasa pada Perang Dunia II. Tragisnya, Parsons menembak dirinya sendiri sampai mati di laboratoriumnya tahun 1952.
6. Richard Feynman
Ia adalah bagian dari tim genius pengembang bom atom. Feynman menjadi salah satu ilmuwan terpenting di akhir abad ke-20. Selain dikenal sebagai profesor, ia juga suka mengeksplorasi musik, alam dan mempelajari hiroglif suku Maya.
7. Freeman Dyson
Tahun 1960, Dyson menelurkan ide bahwa di masa depan manusia harus mendesain cangkang buatan yang dinamakan Dyson Sphere. Cangkang ini akan mengelilingi sistem tata surya dan menggunakan energi matahari secara maksimum. Saat itu ia dianggap sebagai pemimpi fiksi ilmiah. Ia juga yakin adanya kehidupan di planet lain. Menurutnya manusia akan berinteraksi dengan mahluk angkasa luar dalam beberapa dekade mendatang.
8. Robert Oppenheimer
Dijuluki sebagai bapak bom atom, lelaki kelahiran 1904 ini juga memiliki pandangan politik sosialis. Ia punya ketertarikan khusus pada kultur Hindu dan bahasa Sansekerta dan Belanda. Oppie, begitu pangilan akrabnya, senang mengutip kitab Bhagavad Gita.
9. Wernher von Braun
Di usia 12 tahun, Braun meledakkan gudang mainannya dengan kembang api. Dari situlah muncul ide mengembangkan roket. Akhirnya ia ditunjuk sebagai pempimpin program roket oleh Hitler. Ternyata ia juga meminati eksplorasi bulan dan antariksa. Di sela waktu luangnya Braun juga senang membaca filsafat dan sesekali bermain scuba diving.
10. Johann Konrad Dippel
Lahir dan besar di kastil Frankenstein, Jerman, Dippel dikenal sebagai penemu bahan kimia sintetis bernama Prussian Blue. Ia mengklaim pernah menciptakan cairan hidup abadi. Kabarnya, percobaannya itu terinspirasi oleh karakter yangs esuai dengan nama kastil tempat ia lahir, Franskenstein.

Selasa, 08 Februari 2011

sejarah negara : Turki

Ini merupakan negara dua benua. Sekitar 95 persen dari wilayah seluas 780.580 km2 ini berada di Asia, selebihnya masuk ke kawasan Eropa. Ada yang menduga bangsa Hittiti yang menjadi penduduk pertama di kawasan ini, berasal dari Eropa. 
IDugaan yang lebih populer memperkirakan orang Hittiti berasal dari Asia Tengah. Namun demikian, dalam banyak hal Turki lebih berkiblat ke Barat dibandingkan mengadaptasi sosio-politik dan kebudayaan Timur dari Asia. 
Memasuki tahun pertama Masehi, wilayah Turki yang saat itu bernama Kerajaan Bizantium memang dikuasai Romawi selama empat abad. Kekuasaan Romawi dijatuhkan kaum Barbar. Pada masa inilah ibukota kerajaan dipindahkan dari Roma ke Konstantinopel (sekarang Istambul). Pada abad ke-12 Bizantium jatuh ke dalam kekuasaan Kerajaan Ottoman yang dipimpin Raja Osman I. Inilah masa keemasan Turki Ottoman. 
Pada masa inilah pemerintahan Turki Ottoman memperoleh pengaruh Islam yang kuat. Bahkan sepeninggal Khulafaur Rasyiddin, Turki menjadi Khilafah Islamiyah di bawah dinasti Utsmaniyah. Wilayahnya meliputi jazirah Arab, Balkan, Hongaria hingga kawasan Afrika Utara. Namun kekhalifahan itu hancur akibat perebutan kekuasaan di dalam yang melibatkan intervensi sejumlah negara asing. 
Bermula dari perlawanan terhadap campur tangan asing yang dipimpin Musthofa Kemal, aksi perjuangan berubah menjadi penentangan terhadap kekuasaan Khalifah. Moment kehancuran Khilafah Islamiyah sendiri terjadi saat rakyat Turki melalui wakil-wakilnya mengeluarkan Piagam Nasional (Al Mitsaq Al Wathoni). Sejak itu, Turki menjadi sebuah negara tersendiri, terpisah dari wilayah-wilayah yang dulu merupakan kesatuan Khilafah Islamiyah. Khalifah Abdul Majid yang terakhir berkuasa, terusir ke luar Turki. 
Pada 1923, disepakatilah berdirinya negara Turki dengan batas-batas wilayah seperti saat ini. Laut Hitam di utara; Irak, Suriah dan Laut Tengah di selatan; Laut Aegea di barat dan Iran serta Rusia di timur. Negara republik dengan ibukota Ankara itu, pertama kali dipimpin oleh Musthofa Kemal. Ia melakukan modernisasi besar-besaran dengan berkiblat ke Barat. Ia mengganti penggunaan huruf Arab dengan Latin, poligami dilarang dan wanita diberi kebebasan yang sama dengan pria. Angka melek huruf, mencapai 90 persen dari 64 juta penduduk Turki saat ini. Kemal pun beroleh gelar Bapak Bangsa Turki (Attaturk) sehingga dikenal sebagai Kemal Attaturk. 
Selepas PD II, kedekatan Turki dengan Barat semakin kental. Turki menolak permintaan Uni Sovyet untuk membuka pangkalan militer di wilayahnya, namun ia mengundang AS mendirikan pangkalan militer. Pada 1960-an hubungan ini retak, AS bahkan mengembargo Turki. Penyebabnya, Turki terlibat konflik dengan Yunani dalam perebutan Cyprus. Dalam kasus ini, AS lebih berpihak kepada Yunani. Namun pada 1978, embargo dicabut. 
Kekentalan hubungan Turki dengan Barat mendapat tentangan, terutama dari etnis Kurdi sejak 1925 saat Kemal Attaturk berkuasa. Tapi pemberontakan dapat dipatahkan. Upaya-upaya untuk menegakkan kembali syariat Islam, senantiasa disikapi secara represif oleh pemerintah. Namun sebagian dari 98 persen penduduk Turki yang beragama Islam, terus melanjutkan upaya itu meskipun sebatas gerakan bawah tanah. 
Pada 1950, untuk pertama kalinya Turki menggelar pemilu. Saat itu, Partai Republik bentukan Attaturk dikalahkan Partai Demokrat. Pada pemilu 1961, Partai Republik berkuasa lagi. Namun dominasinya kemudian tergeser oleh Partai Motherland yang berkuasa sekarang. Saat ini Turki dipimpin oleh Presiden Sulaiman Damirel dan Perdana Menteri Mesut Yilman. Selepas pemilu pertama dan pada 1980 Turki mengalami krisis politik yang membuat militer sempat mengambil alih kekuasaan. 
Lebih dari separuh wilayah Turki merupakan pegunungan. Sungai Eufrat dan Tigris yang pernah menjadi pusat peradaban dunia, juga melintasi wilayah ini. Sejumlah potensi sumberdaya alam, tersedia dalam deposit yang melimpah. Salah satu yang produksinya termasuk yang terbesar di dunia adalah kromit. Lainnya adalah minyak dan gas bumi serta batu bara. Dengan dukungan Barat, industri di Turki berkembang pesat. Namun sektor pertaniannya tak ketinggalan dengan tingkat penyerapan tenaga kerja mencapai 60 persen

Senin, 07 Februari 2011

Sejarah Proklamasi Kemerdekaan INDONESIA



Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima di Jepang, oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia. Sehari kemudian BPUPKI berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang. Syahrir memberitahu penyair Chairil Anwar tentang dijatuhkannya bom atom di Nagasaki dan bahwa Jepang telah menerima ultimatum dari Sekutu untuk menyerah. Syahrir mengetahui hal itu melalui siaran radio luar negeri, yang ketika itu terlarang. Berita ini kemudian tersebar di lingkungan para pemuda terutama para pendukung Syahrir.
Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari, tergantung cara kerja PPKI.[1] Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus.
Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat.
Sementara itu Syahrir menyiapkan pengikutnya yang bakal berdemonstrasi dan bahkan mungkin harus siap menghadapi bala tentara Jepang dalam hal mereka akan menggunakan kekerasan. Syahrir telah menyusun teks proklamasi dan telah dikirimkan ke seluruh Jawa untuk dicetak dan dibagi-bagikan.
Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan 'hadiah' dari Jepang.Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Belanda. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi. Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang.

Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk memperoleh konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong.
Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Maeda, di Jalan Imam Bonjol no. 1. Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat. Sambil menjawab ia belum menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi dari Tokyo. Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10 malam 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan UUD yang sehari sebelumnya telah disiapkan Hatta.
Sehari kemudian, gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan para pengikut Syahrir. Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta tidak muncul. Peserta rapat tidak tahu telah terjadi peristiwa Rengasdengklok.

Peristiwa Rengasdengklok
Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945. Bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain, mereka menculik Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta, dan membawanya ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya.
Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. maka diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu - buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka langsung menuju ke rumah Laksamana Maeda di Jl. Imam Bonjol No. 1 (sekarang gedung perpustakaan Nasional-Depdiknas) yang diperkirakan aman dari Jepang. Sekitar 15 pemuda menuntut Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan melalui radio, disusul pengambilalihan kekuasaan. Mereka juga menolak rencana PPKI untuk memproklamasikan kemerdekaan pada 16 Agustus
Pertemuan Soekarno/Hatta dengan Jenderal Yamamoto dan Laksamana Maeda
Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta, bertemu dengan Letnan Jenderal Moichiro Yamamoto, komandan Angkatan Darat pemerintahan militer Jepang (Gunseikan) di Hindia Belanda dengan sepengetahuan Mayor Jenderal Otoshi Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang. Dari komunikasi antara Hatta dan tangan kanan komandan Jepang di Jawa ini, Soekarno dan Hatta menjadi yakin bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu, dan tidak memiliki wewenang lagi untuk memberikan kemerdekaan.
Setelah itu mereka bermalam di kediaman Laksamana Maeda (kini Jalan Imam Bonjol No.1) untuk melakukan rapat untuk menyiapkan teks Proklamasi. Rapat dihadiri oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo, Soekarni dan Sajuti Melik. Setelah konsep selesai disepakati, Sajuti menyalin dan mengetik naskah tersebut. Pada awalnya pembacaan proklamasi akan dilakukan di Lapangan Ikada, namun berhubung alasan keamanan dipindahkan ke kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56[2](sekarang Jl. Proklamasi no. 1).
Sebelumnya para pemuda mengusulkan agar naskah proklamasi menyatakan semua aparat pemerintahan harus dikuasai oleh rakyat dari pihak asing yang masih menguasainya. Tetapi mayoritas anggota PPKI menolaknya dan disetujuilah naskah proklamasi seperti adanya hingga sekarang.
Para pemuda juga menuntut enam pemuda turut menandatangani proklamasi bersama Soekarno dan Hatta dan bukan para anggota PPKI. Para pemuda menganggap PPKI mewakili Jepang. Kompromi pun terwujud dengan membubuhkan anak kalimat ”atas nama Bangsa Indonesia” Soekarno-Hatta.
 Detik-detik Pembacaan Naskah Proklamasi

Naskah asli proklamasi yang ditempatkan di Monumen Nasional dengan bingkai[3]
Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan di kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh bu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.
Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.[4]. Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional.
Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S.Brata datang terburu-buru karena mereka tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka.[5]

Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari otto iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.
Isi Teks Proklamasi
Isi teks proklamasi kemerdekaan yang singkat ini adalah:
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta

Di sini ditulis tahun 05 karena ini sesuai dengan tahun Jepang yang kala itu adalah tahun 2605.
Naskah Otentik
Teks diatas merupakan hasil ketikan dari Sayuti Melik (atau Sajoeti Melik), salah
seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan proklamasi.
Sementara naskah yang sebenarnya hasil gubahan Muh.Hatta, A.Soebardjo, dan dibantu oleh
Ir.Soekarno sebagai pencatat. Adapun bunyi teks naskah otentik itu sebagai berikut:
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, 17 - 8 -'45
Wakil2 bangsa Indonesia. akan dibentuk kemudian.


Tapi perjuangan belum selesai seketika itu..., karena masih banyak coba'an2 yang di hadapi bangsa Indonesia. yang paling jelas dan hebat adalah ingin munculnya lagi belanda ke Indonesia. dan mereka di dukung oleh pasukan2 british dengan Ghurka nya mencoba mendarat di Sura baya. maka disitulah terjadi pertempuran hebat pada tanggal 10 november karena seorang perwira british yang terbunuh yaitu brgadir jendarl Mallaby. nah disitulah terlihat jelas betapa bangsa Indonesia benar2 suatu bangsa yang tidak mau terjual harga dirinya. walaupun mungkin Indonesia bisa maju jika diperintah oleh bangsa2 asing..., tapi kita memilih ingin berdikari apapun jadinya.., lebih baik mati daripada di jajah. lebih baik jadi harimau selamaya walaupun susah, ketimbang jadi keledai selamanya walaupun hidup senang. Itulah arti daripada suatu hakekat kemerdeka'an yang sejati..

Sejarah Negara : Mesir

Bidang Pendidikan dan Kebudayaan
Jasa terpenting yang disumbangkan Mesir bagi kemajuan umat Islam adalah hasil kegiatannya dalam bidang pengetahuan, pendidikan dan kebudayaan. Sejak masa pemerintahan Dinasti Fatimiyah, Mesir khususnya Cairo, telah menjadi pusat intelektual muslim dan kegiatan ilmiah dunia Islam. Pendirian Universitas al-Azhar (universitas tertua di dunia) oleh Jauhar al-Katib as-Siqilli pada tanggal 7 Ramadhan 361 (22 Juni 972) memainkan peranan yang penting dalam sejarah peradaban Islam. Pada masa selanjutnya, selama berabad-abad universitas itu menjadi pusat pendidikan Islam dan tempat pertemuan puluhan ribu mahasiswa muslim yang datang dari seluruh dunia.
Tumbuhnya Mesir sebagai pusat ilmu keislaman didukung oleh para penguasanya yang sepanjang sejarah menaruh minat besar terhadap ilmu pengetahuan. Seorang khalifah dari Dinasti Fatimiyah, al-Hakim (996-1021) mendirikan Darul Hikmah, yakni pusat pengajaran ilmu kedokteran dan ilmu astronomi. Pada masa inilah muncul Ibnu Yunus (348-399 H./958-1009 M.) seorang astronom besar dan Ibnu Haitam (354-430 H./965-1039 M.) seorang tokoh fisika dan optik. Selain itu ia mendirikan Daar al-'Ilm, suatu perpustakaan yang menyediakan jutaan buku dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan. Pada tahun 1013 al-Hakim membentuk Majelis Ilmu (Lembaga Seminar) di istananya, tempat berkumpulnya sejumlah ilmuwan untuk mendiskusikan berbagai cabang ilmu. Kegiatan ilmiah ini ternyata memunculkan sejumlah ilmuwan besar Mesir yang pikiran dan karya-karyanya berpengaruh ke seluruh dunia Islam.
Pada zaman modern terutama dengan ekspansi Napoleon ke Mesir (1798), umat Islam bangun dari tidurnya dan menyadari keterbelakangannya. Muhammad Ali (penguasa Mesir tahun 1805-1849) bertekad untuk mengadakan alih ilmu pengetahuan dan teknologi dari Barat ke dunia Islam melalui Mesir. Untuk itu ia mengirim mahasiswa untuk belajar ke Perancis. Setelah kembali ke Mesir, mereka menjadi guru di berbagai universitas, terutama di Universitas al-Azhar, tempat ribuan mahasiswa dari berbagai negara Islam menimba ilmu pengetahuan. Dengan demikian menyebarlah ilmu-ilmu itu ke berbagai daerah Islam.
Selama pemerintahan Kerajaan Ottoman, kebudayaan Islam di Mesir mengalami kemunduran karena yang berkuasa percaya bahwa menuntut ilmu filsafat, ilmu bumi, ilmu pasti dan ilmu-ilmu yang bertalian dengan itu dianggap sebagai penyebab kemurtadan. Akan tetapi perubahan arah kebudayaan dan pendidikan Mesir sebagai pusat ilmu pengetahuan dunia Islam terjadi ketika Muhammad Abduh (w. 1905) dan kawan-kawannya mendendangkan kebangkitan. Gema dari gagasan-gagasan tokoh ini dan para muridnya menggetarkan dunia Islam secara keseluruhan. Muhammad Abduh mengembangkan Universitas al-Azhar baik dari segi fisik maupun pemikirannya.
Pengaruh lain yang penting bagi kebudayaan dunia Islam adalah pendirian universitas-universitas di Mesir (1908) sesaat sebelum Perang Dunia I. Universitas-universitas ini tumbuh dan mempunyai fakultas-fakultas: kedokteran, farmasi, teknik, pertanian, perdagangan, hukum dan sastra. Bertambahnya keinginan akan pendidikan menyebabkan tumbuhnya universitas-universitas lain, seperti Universitas Iskandariyah di Iskandariyah dan Universitas 'Ain Syams (1950) di Cairo. Sampai saat ini masih tercatat berbagai universitas lain, seperti Universitas Mansyuriyah yang didirikan pada tahun 1972 (sebelumnya cabang Universitas Cairo), Universitas Tanta yang didirikan pada tahun 1972 (sebelumnnya cabang Universitas Iskandariyah), Universitas Hilwan, Universitas Assiut yang didirikan pada tahun 1957 serta Universitas Mania, Universitas Munafia dan Universitas Suez yang didirikan pada tahun 1976. Disamping itu ada pula Universitas Amerika yang disingkat AUC (The American University in Cairo) yang didirikan bagi pendidikan orang Mesir dengan tenaga pengajar dari Amerika sejak tahun 1928.
Demikianlah arti penting Mesir bagi perkembangan Islam dalam bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan, yang pada dasarnya disulut sejak masa pemerintahan Dinasti Fatimiyah, kemudian dikembangkan pada masa Muhammad Ali dan mencapai puncaknya di masa Muhammad Abduh. Bias dari revolusi ilmu pengetahuan ini ternyata bukan hanya terasa di Mesir, melainkan juga di seluruh dunia Islam. Dalam hal ini juga sangat penting peranan para mahasiswa dari seluruh pelosok dunia Islam yang meneruskan studinya di Universitas al-Azhar dan universitas-universitas lainnya. Setelah menyelesaikan studi, mereka kembali ke tempat asal untuk membawa ilmu pengetahuan ke tanah air masing-masing.
Bidang Media Massa dan Buku-Buku Keagamaan
Peranan Mesir dalam pengembangan Islam dalam bidang media massa dan buku-buku keagamaan sangat penting mengingat percetakan di negeri itu telah mencetak buku-buku agama yang ditulis para ulama dan pemikir-pemikir terkemuka. Selain itu Mesir juga mempunyai peranan dalam penerbitan surat kabar atau majalah yang disebarkan ke seluruh dunia Islam yang berisikan informasi tentang perkembangan Islam dan ilmu pengetahuan. Antara lain, Napoleon menerbitkan majalah Le Courrier d'Egypte dan La Degade Egyptienne sebagai media publikasi perkembangan ilmu pengetahuan. Muhammad Ali menerbitkan surat kabar al-Waqaa'ii al-Misriyah (peristiwa-peristiwa Mesir).
Bidang Arsitektur
Peranan Mesir juga dapat dilihat dari monumen-monumen peninggalannya yang mengandung nilai seni yang tinggi, antara lain al-Qashr al-Garb (Istana Barat), al-Qashr asy-Syarq (Istana Timur), Universitas al-Azhar, tembok yang mengelilingi istana dan pintu-pintu gerbang yang terkenal dengan nama Bab an-Nasr (Pintu Kemenangan) serta Bab al-Fath (Pintu Pembukaan). Disamping itu terdapat pula Masjid al-Azhar, Masjid Maqis, Masjid Rasyidah, Masjid Aqmar dan Masjid Shaleh.
Bidang Ekonomi Perdagangan
Mesir mempunyai peranan yang penting dalam dunia Islam. Peranan ini disebabkan oleh dua faktor yakni letak geografis yang sangat strategis dan kesuburan lembah Sungai Nil sebagai area pertanian. Letak Mesir yang strategis berada di pertemuan tiga benua, Afrika, Asia dan Eropa, menjadikannya pusat perdagangan yang penting sekali serta menjadikannya negeri kaya sejak masa pemerintahan Dinasti Fatimiyah, Ayubiyah dan zaman sultan-sultan Mamluk. Selama Mesir di bawah pemerintahan Islam, hasil negeri itu dibawa melalui Terusan Suez dan dari sana dibawa dengan unta ke tanah Arab. Pada sisi lain, negeri itu dihubungkan oleh kafilah dengan Afrika utara di sebelah barat dan dengan Suriah dan Irak di sebelah timur. Kapal-kapal yang melalui Terusan Suez membawa sutera, pala, cengkeh, kulit manis, merica, kemenyan, nila dan lain-lain dari India, Indonesia dan Yaman. Sampai masa pemerintahan khalifah Fatimiyah ke-8, al-Mustansir (1036-1094), Terusan Suez menjadi pintu perniagaan tanah Arab dengan negeri-negeri Timur. Pada masa selanjutnya jalur perniagaan pindah ke Izhab di pantai Laut Merah yang letaknya sejajar dengan Jiddah.
Barang-barang dagangan dari India, Indonesia dan negeri-negeri Timur Jauh dibawa melalui Teluk Persia ke Teluk Aden dan seterusnya melalui Laut Merah sampai ke Izhab. Dari sana barang dagangan dibawa dengan unta sampai ke Qaus, kemudian melalui Sungai Nil sampai ke Fustat. Kota Izhab menjadi jalan jemaah haji dan jalan perniagaan sampai perannya digantikan oleh Aden pada tahun 1359. Kapal-kapal dagang dari negeri-negeri Timur Jauh berlabuh di Aden dan muatannya dipindahkan dan diteruskan ke Suez dan ke Cairo; dari Cairo diteruskan lagi ke Iskandariyah melalui terusan yang digali di zaman Sultan Nasir Muhammad bin Qalawun.
Pada masa pemerintahan Bani Ayubiyah, perniagaan Mesir dengan luar negeri semakin maju karena dengan adanya Perang Salib negeri-negeri Islam timur mempunyai hubungan dagang dengan Eropa. Sultan-sultan Ayubiyah dan Mamluk berkuasa di Suriah dan menguasai kota-kota pelabuhan dan jalan-jalan kafilah antara Eropa dan India, Indonesia serta negara-negara lain di Timur. Saudagar-saudagar dari Genoa dan Venesia mengambil barang-barang perniagaan dari Iskandariyah, Beirut dan Iskandaronah untuk dibawa ke Italia, dan dari sana ke seluruh benua Eropa. Demikian juga pada masa pemerintahan raja-raja Mamluk, monopoli perniagaan Timur-Barat dikuasai Mesir karena kembalinya Mesir berkuasa atas Bandar Jiddah yang menggantikan kedudukan Aden sebagai bandar perniagaan Timur. Sebagai jalur perdagangan antara Timur dan Barat serta antara negeri-negeri Timur dan bangsa-bangsa Arab, disamping karena pertanian yang demikian baik, Mesir merupakan negara yang sangat kuat. Kekuatan Mesir itu sendiri merupakan sumbangan    yang amat besar bagi perjuangan Islam secara keseluruhan.
Demikianlah Mesir sebagai suatu daerah Islam yang mempunyai peranan yang amat besar bagi pengembangan Islam baik dalam pengembangan daerah kekuasaan Islam, pengembangan ilmu pengetahuan bahkan alih ilmu dan teknologi dari Eropa, maupun peran ekonomi dan perdagangan

Proses Terbentuknya PBB

logo-pbb


Terbentuknya Perserikatan Bangsa-Bangsa merupakan perjalanan panjang dari serangkaian pembicaraan yang menghasilkan naskah dan kegiatan-kegiatan, antara lain Piagam Atlantik, Konferensi Washington, Konferensi Casablanca, Konferensi Moskow, Konerensi Dumbarton Oaks, Konferensi Yalta dan Konferensi San Francisco.
Piagam Atlantik (Atlantic Charter) merupakan naskah pertama yang kemudian menjadi dasar bagi terbentuknya PBB. Sedangkan Konferensi San Francisco merupakan konferensi terakhir dalam rangkaian kegiatan terbentuknya PBB. Pada tanggal 14 Agustus 1945 Perdana Menteri Winston Churchill dari Inggris dan Presiden F.D. Roosevelt dari Amerika Serikat mengadakan pertemuan di atas gladak kapal USS Augusta di Teluk New Foundland perairan Samudra Atlantik. Kedua kepala pemerintahan itu menandatangani Piagam Altantic atau Atlantic Charter.


Piagam ini kemudian menjadi dasar bagi terwujudnya PBB. Adapun isi pokok Piagam Atlantik sebagai berikut.
  1. Tidak diperkenankan melakukan perluasan wilayah.
  2. Setiap bangsa berhak menentukan bentuk dan corak pemerintahnya sendiri.
  3. Semua negara diperkenankan ikut serta dalam perdagangan internasional.
  4. Mengusahakan perdamaian dunia di mana setiap bangsa dapat hidup bebas dari ketakutan dan kekurangan.
  5. Menolak jalan kekerasan dalam menyelesaikan perselisihan internasional 


Winston Churchill, salah satu tokoh penandatanganan Atlantik Charte

Markas Besar PBB
Sedangkan Konferensi San Fransisco merupakan konferensi terakhir dalam rangkaian kegiatan terbentuknya PBB. Konferensi San Fransisco berlangsung selama 2 bulan yakni dari tanggal 25 April sampai 26 Juni 1945. Peserta konferensi berjumlah 50 negara yakni 47 negara penandatanganan Declaration of the United Nations ditambah Ukraina, Belarusia, dan Argentina. Kelima puluh negara ini dikenal sebagai negara anggota pendiri (original members) atau anggota asli. Konferensi ini menyetujui dan menandatangani Piagam Perdamaian (Charter of Peace) yang kemudian piagam ini menjadi Piagam PBB (United Nations Charter).
gedungpbbPada tanggal 15 Oktober 1945 Polandia menandatangani Piagam Perdamaian, maka anggota asli berjumlah 51 negara. Walaupun piagam perdamaian itu sudah ditandatangani oleh 51 utusan dari negara-negara peserta, tetapi belum mendapat pengesahan dari pemerintah masing-masing negara.
Piagam perdamaian itu baru disahkan oleh pemerintah masing-masing negara peserta pada tanggal 24 Oktober 1945. Pada tanggal tersebut merupakan hari berdirinya PBB secara resmi. Pada tanggal 10 Januari 1946 Majelis Umum PBB bersidang pertama kali di London (Inggris). Sidang-sidang berikutnya diselenggarakan setiap tahun di markas besar PBB di Lake Succes, New York (Amerika Serikat)

Template by: Free Blog Templates